Tes Kemampuan Mental

Senin, 31 Maret 2014

Psikologi kelas B #4

Kemampuan mental (Mental Ability) adalah istilah yang masih sering digunakan untuk beberapa pengertian yang tidak sepenuhnya sama. Kemampuan mental biasa diartikan sebagai:
1.    Intelegensi umum, dimana tidak mencakup bakat seseorang
2.    Kemampuan yang meliputi baik intelegensi umum maupun bakat dalam bidang numeric, spasial dan sebagainya.

Sorenson(1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan.

Menurut David Wechsler, intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi inteligensi :
1)                             Faktor bawaan atau keturunan
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50. Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90. Bukti lainnya adalah pada anak yang diadopsi. IQ mereka berkorelasi sekitar 0,40 – 0,50 dengan ayah dan ibu yang sebenarnya, dan hanya 0,10 – 0,20 dengan ayah dan ibu angkatnya. Selanjutnya bukti pada anak kembar yang dibesarkan secara terpisah, IQ mereka tetap berkorelasi sangat tinggi, walaupun mungkin mereka tidak pernah saling kenal.
2)                            Faktor lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti. Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak. Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari lingkungan juga memegang peranan yang amat penting.

Prestasi seseorang ditentukan juga oleh tingkat kecerdasannya (Inteligensi). Walaupun mereka memiliki dorongan yang kuat untuk berprestasi dan orang tuanya memberi kesempatan seluas-luasnya untuk meningkatkan prestasinya, tetapi kecerdasan mereka yang terbatas tidak memungkinkannya untuk mencapai keunggulan. Tingkat Kecerdasan Tingkat kecerdasan (Intelegensi) bawaan ditentukan baik oleh bakat bawaan (berdasarkan gen yang diturunkan dari orang tuanya) maupun oleh faktor lingkungan (termasuk semua pengalaman dan pendidikan yang pernah diperoleh seseorang; terutama tahun-tahun pertama dari kehidupan mempunyai dampak kuat terhadap kecerdasan seseorang). Secara umum intelegensi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.    kemampuan untuk berpikir abstrak
2.            Kemampuan untuk menangkap hubungan-hubungan
3.            Kemampuan menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi baru

Louis Leon Thurstone
Thurstone terkenal dengan teorinya yang disebut Theory of Primary Mental Abilities (Teori Kemampuan Metal Primer). Teori ini berdasarkan pada penemuannya mengenai interelasi di antara tes-tes kemampuan yang menggunakan teknis analisis faktor jamak. Ia menemukan bahwa semua tes berkorelasi secara positif akan menunjukkan pasti terdapat satu faktor atau beberapa faktor yang sama di antara faktor-faktor tadi. Analisis faktor dari tes-tes yang diberikan kepada sejumlah individu menunjukkan bahwa di dalamnya paling sedikit terdapat tujuh kemampuan mental primer,anatara lain:
1.   Kemampuan verbal
Kemampuan untuk memahami dan menggunakan konsep-konsep verbal secara efektif
2.   Bilangan (Number)
Kemampuan untuk menyelesaikan hitungan secara cepat dan benar
3.   Kemampuan spatial
Kemampuan untuk menangkap dan menguraikan objek dalam ruang
4.   Perseptual
Kemampuan untuk mengidentifikasi objek dengan cepat dan cermat
5.   Ingatan
kemampuan untuk belajar dan menyimpan informasi
6.   Pemikiran dan Pertimbangan
Kemampuan untuk menerima dan menggunakan relasi abstrak di dalam pemecahan masalah
7.  Kefasihan kata
Kemampuan memikirkan kata dengan tepat
          Penemuan Thurstone berlawanan dengan Binet yang menganggap intelegensi sebagai suatu kesatuan kemampuan dan telah mengukurnya dengan satu tes yang menghasilkan satuskor tunggal atau menghasilkan IQ.

Tes Individu dan Populasi Khusus serta Tes Minat

Minggu, 23 Maret 2014

Psikologi kelas B #3
Tes psikologi pada dasarnya untuk membantu individu dalam menggambarkan potensi, kelebihan, kekurangan dari suatu individu tersebut dalam suatu uraian kepribadian. Ada beberapa tes psikologi, disini saya akan membahas tes individu dan populasi khusus serta tes minat.
Dahulu dikatakan bahwa tes Binet dan tes Wechsler adalah tes kemampuan individual, karena masing-masing tes tersebut dilakukan secara individual dengan satu penguji khusus serta biasanya dilakukan dengan cara tertulis. Tes kemampuan ini berfungsi jika sejumlah individu harus segera dievaluasi, sementara hanya terdapat sedikit penguji yang bisa melakukan pengujian. Salah satu bentuk tes klasikal adalah SPM (Standard Proggresive Matrices).
Tes populasi khusus
Tes ini dikembangkan untuk orang-orang yang tidak bisa diuji menggunakan tes-tes yang biasa digunakan pada individu umumnya. Instruksi yang diberikan pada populasi khusus ini dengan menggunakan gerak tubuh, demonstrasi, gerak tubuh dan bisa juga menggunakan huruf braille. Prototipe tes kelompok non bahasa salah satunya adalah Army examination Beta yang digunakan untuk merekrut orang berbahasa asing dan buta huruf.
Cara yang biasa digunakan jika ingin mengetahui intelegensi anak dibawah tiga tahun adalah dengan cara kinerja yang pertama kali dikembangkan adalah pada tahun 1866 adalah Seguin Form Board, yang menggunakan puzzle untuk digunakan dalam tes pada anak-anak yang mengalami tes retardasi mental. Tes lainnya adalah Porteus Maze yang berupa tes jaringan jalan yang rumit dan memiliki tingkat kesulitan yang bertingkat (Morris, 1990).
Hal lain adalah ketika ingin mengetahui intelegensi sesorang yang berada di daerah pedalaman dan mereka tidak mengerti pendidikan dan baca tulis. Kita bisa menggunakan gambar atau gerak tubuh. Tentu dengan observasi terlebih dahulu dengan lingkungannya.
Tes minat dan sikap
Minat dan sikap merupakan aspek yang penting dalam struktur kepribdian karena mempengaruhi prestasi pendidikan dan pekerjaan serta hubungan antar pribadi. Tes minat banyak digunakan pada sekolah-sekolah untuk mengukur minat siswanya, biasanya untuk mengukur minat jurusan atau perkuliahan.
Jenis-jenis inventori minat
·         KUDER, SII (Strong Interest Inventory yang diturunkan dari model teoritis yang dikembangkan oleh J.Holland)
·         SVIB
·         Self Directed Search

Referensi
repository.binus.ac.id/2009-1/.../L016446937.ppt

   


Konsep Dasar Tes Psikologi

Minggu, 16 Maret 2014




Psikologi kelas B #2
 

Secara tradisional, fungsi tes-tes psikologi adalah untuk mengukur perbedaan antara individu atau perbedaan reaksi individu terhadap situasi yang sama. Salah satu masalah awal yang mendorong pertumbuhan tes psikologis adalah identifikasi orang-orang yang tebelakang mental. Penerapan tes psikologis yang nyata dapat ditemukan dalam seleksi dan klasifikasi personel militer. Diawali dengan tes sederhana dalam Perang Dunia I, lingkup dan ragam tes-tes psikologis yang digunakan dalamsituasi militer terus berkembang dengan luar biasa selama Perang Dunia II. Berikutnya, penelitian untuk perkembangan tes terus berlanjut dalam ukuran besar disemua cabang angkatan bersenjata.
Apa tes psikologis itu???
Sampel perilaku
Tes psikologis pada dasarnya adalah alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Tes-tes psikologis mirip dengan tes-tes dalam ilmu-ilmu lainnya, observasi dibuat atas sampel yang kecil namun dipilih secara hati-hati atas perilaku individu. Psikolog berperan dengan cara yang sama seperti ahli biokimia yang melakukan tes darah pasien dengan menganalisis satu sampel atau lebih.

Standarisasi
Standarisasi menyiratkan keseragaman cara penyelenggaraan dan penskoran tes. Jika skor yang diperoleh dari beberapa sampel bisa dibandingkan, maka alat tes dan kondisi-kondisi tes jelas harus sama. Standarisai menyangkut jumlah tempat materi yang digunakan, batas waktu, instruksi lisan, demonstrasi awal, dan bagaimana cara menjawab pertanyaan dari peserta tes.  Dalam standarisasi tes penting juga untuk penetapan norma-norma.

Pengukuran kesulitan yang objektif
 Penyelenggaraan, penilaian, dan interpretasi skor adalah objektif sejauh skor-skor tak tergantung pada penilaian subjektif penguji tertentu. Peserta tes harus secara teoritis memperoleh skor yang sama pada tes terlepas dari siapa pengujinya. Namun tidak selalu demikian situasinya karena standarisasi dan objektifitas yang sempurna tidak didapatkan dalam praktek.

Keandalan
Istilah “keandalan” pada dasarnya adalah konsistensi. Keandalan tes adalah konsistensi skor-skor yang didapat oleh orang-orang yang sama ketika dites ulang dengan tes yang sama atau dengan tes yang ekuivalen dengan tes sebelumnya. Sebelum tes psikologi itu digunakan untuk dipublikasikan dan digunakn secara umum, pemeriksaan yang mendalam dan objektif tentang keandalannya harus dilakukan.

Validitas
Tak diragukan lagi bahwa pertanyaan paling penting yang harus diajukan tentang tes psikologi manapun menyangkut validitasnya, sejauh mana tes itu berhasil mengukur apa yang memang hendak diukurnya. Penentuan validitas biasanya memerlukan kriteria independen dan eksternal tentang apapun yang menjadi sasaran pengukuran. Tes kejujuran misalnya dapat divalidasikan dengan terhadap sukses dalam pekerjaan dari kelompok percobaan pegawai baru. Validitas memberi tahu kita apa yang diukur oleh tes itu.

Syarat-syarat penyelenggaraan tes
Persiapan sebelumnya bagi para penguji
Dalam tes tidak boleh terjadi hal darurat yang tidak dipersiapkan. Harus dilakukan usaha dan meramalkan agar tidak terjadi hal-hal yang darurat.

 Kondisi-kondisi tes
Yang juga harus diperhatikan adalah kondisi tes. Bagaimana keadaan ruangan-ruangan tes, bebas dari suara bising, memiliki pencahayaan yang cukup, dan menempelkan tanda di pintu masuk bahwa kegiatan tes sedang berlangsung. Penting untuk menyadari sejauh mana kondisi tes bisa mempengaruhi hasil skor tes. Bahkan aspek-aspek situasi tes yang dianggap sepele dan tidak penting bisa amat mempengaruhi kinerja orang yang dites.

Pemahaman dan orientasi peserta tes
Dalam tes-tes bakat sasarannya adalah konsentrasi penuh pada tugas yang diberikan. Dalam tes kepribadian sasarannya adalah menghendaki peserta tes memberikan respon yang jelas dan jujur dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan. 


sumber:  Anastasi Anne, Urbina Susana., 2007. Tes Psikologi Edisi Ketujuh . Jakarta: PT Indeks. 
 

Diberdayakan oleh Blogger.